Posted by: sinyoegie | June 3, 2009

Obrolan Bunda III: Manohara Vs David

Akhir pekan kemarin, semua media di Indonesia heboh sekali soal pengakuan Manohara Odelia Pinot tentang dugaan kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya, salah satu pangeran di Kelantan Malaysia. Bahkan bapak Presiden dan wakil presiden kita berkenan ikut berkomentar tentang kasus Manohara tersebut.

Bunda curhat kepada Sinyo bahwa beliau terus terang merasa keberatan dengan sikap bangsa ini yang begitu berkebihan dengan Manohara, berkebalikan dengan kasus David.

David adalah mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa di NTU Singapura, diduga melakukan bunuh diri setelah melakukan penyerangan kepada salah satu dosennya. Bunda melihat di TV-One bahwa bukti-bukti terakhir kasus David ditemui banyak kejanggalan yang mengarah kepada pengkaburan kejadian yang sebenarnya. Pihak keluarga David sudah berusaha maksimal, tinggal menunggu uluran bantuan dari pemerintah sebagai hasil akhirnya nanti (jika dibantu tentunya). Jangankan bapak Presiden atau wakil presiden, petinggi sekelas menteri saja tidak banyak yang berkomentar tentang kasus David.

Sinyo kemudian berpikir tentang curhatan Bunda tersebut kemudian berusaha membandingkan head to head kasus Manohara dan David. Dari segi apapun, Manohara jelas lebih populer daripada David. Hanya satu yang memenangkan David yaitu kasusnya sudah berdasarkan bukti-bukti yang ada, sementara sampai saat tulisan ini dibuat kasus Manohara baru sebatas katanya dan katanya.

Memang hebat efek media massa sekarang ini, satu kasus yang masih belum jelas duduk persoalnya dibawa ke publik dan langsung mengundang keingintahuan banyak orang untuk mengikutinya. Ramai-ramai orang ikut berpendapat dengan berbagai alasan. Sementara kasus yang sudah jelas fakta dan buktinya, tak mengundang misteri lagi, dianggap basi walau mungkin itu sebuah perjuangan untuk kebenaran.

Sinyo tidak mendeskriditkan media massa, karena dia tidak akan laku apabila bangsa ini memang ogah dengannya. Sinyo hanya ingin bertanya entah sampai kapan masyarakat Indonesia lebih menyukai fakta daripada mimpi.


Leave a comment

Categories